Testimoni Kontak Kami
Home Articles Berita Transcon Indonesia Dukung Pertumbuhan Industri Energi Baru Terbarukan (EBT)

Transcon Indonesia Dukung Pertumbuhan Industri Energi Baru Terbarukan (EBT)

Dalam acara the 8 Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Arifin Tasrif, mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) mencapai 3.000 GW.

Dengan potensi sebesar itu, komitmen untuk mengurangi kadar emisi gas rumah kaca dapat terus digalakkan. Selain itu, Pemerintah pun menargetkan bahwa pada tahun 2060 mendatang, Indonsia diharapkan dapat mengalami Net Zero Emission.

Maka dari itu, pengembangan industri EBT yang ramah lingkungan, bersih, dan minim emisi terus didorong oleh Pemerintah Indonesia. Upaya tersebut terlihat dari terus meningkatnya kapasitas pembangkit EBT dalam 5 tahun terakhir. Hingga saat ini, setidaknya kapasitas pembangki EBT sudah mencapai 12 GW.

Baca Juga : Terobosan Terbaru dalam Energi Hijau Masa Depan yang Lebih Bersih dan Berkelanjutan

Alasan Pemerintah Dorong Investasi di Sektor EBT

Karena itulah, untuk mempercepat target transisi energi yang diperkirakan akan terjadi sepenuhnya pada tahun 2060, Pemerintah dalam hal ini melalui Kementerian Perindustrian terus menggenjot dan mendorong laju investasi dari luar negeri.

Dalam hal ini, investasi yang diincar oleh Kementerian Perindustrian lebih terfokus pada industri pendukung sektor EBT. Sebagai contoh, untuk mengembangkan industri EBT yang berkesinambungan, komponen pendukung seperti pabrik modul surya dan panel surya juga tidak boleh dilupakan.

Agus Gumiwang Kartasasmita selaku Menteri Perindustrian menyatakan bahwa ketersedian energi yang berkelanjutan, cukup, dan terjangkau merupakan salah satu faktor penting yang harus ada dalam upaya untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.

Hingga saat ini, setidaknya telah ada sebanyak 22 pabrik yang memroduksi modul surya dalam negeri. Produk modul surya yang dibuat tersebut memiliki kapasitas maksimal mencapai 560 Wp. Sementara itu, untuk produksi tahunan, kapasitasnya berada di angka 1.644 MWp.

Namun, tingkat produksi dari pabrik-pabrik tersebut nyatanya masih mengalami beberapa kendala yang harus segera dicari solusinya. Beberapa kendala yang dihadapi oleh industri modul surya yaitu keterbatasan komponen sel surya, spesifikasi produk yang terus berkembang secara cepat, dan persyaratan ketat yang diminta oleh para investor luar negeri.

Strategi Pemerintah Dorong Investasi di Sektor EBT

Karena itulah, untuk semakin meningkatkan daya tarik investasi pada industri EBT dan komponen pendukungya, Kementerian Perindustrian mengeluarkan kebijakan tentang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) khususnya dalam hal pembangunan PLTS.

Selain itu, Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian juga telah membuat standar persyaratan menganai nilai TKDN minimal yang harus dipenuhi dalam setiap pembangunan PLTS. Ketentuan tersebut diatur dalam  Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 05 Tahun 2017.

Sementara itu, dalam agenda RUPTL PLN tahun 2021 sampai 2030, sektor energi baru terbarukan (EBT) mengalami peningkatan. Oleh karena itu, PLN didorong untuk menjalankan peran sebagai shareholder dalam agenda percepatan pembentukan Pembangkit Listrik Tenaga Surya.

Transcon Indonesia Dukung Pertumbuhan Industri EBT

Dalam hal ini, untuk mendukung kebijakan Pemerintah pada sektor industri EBT, Transcon Indonesia sebagai perusahaan penyedia jasa e logistik telah menyediakan berbagai layanan untuk membantu para pelaku usaha khususnya dalam hal pengiriman komponen pendukung seperti modul surya.

Layanan logistik yang dihadirkan Transcon Indonesia juga didukung dengan kemampuan TI terbaru dan tercanggih serta dioperasikan oleh SDM kompeten yang dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan percepatan proses transformasi digital di era industri 4.0.

Baca Juga : Layanan Transportasi Terbaik Untuk Jasa Pengiriman Barang Besar

Untuk mendukung layanan tersebut, Transcon Indonesia memiliki sejumlah fitur TI yang memberikan dukungan penuh kepada klien. Beberapa fitur yang dimaksud yaitu:

  • Activity Documentation

Dengan adanya fitur ini, proses operasional untuk penanganan produk dari klien akan didokumentasikan dan dikirimkan melalui grup WA secara realtime (saat itu juga).

  • Document Progress Management

Selain penanganan secara realtime dalam proses handling barang dari klien, PT Transcon Indonesia pun akan terus memberikan informasi progres perkembangan dalam hal pembuatan dokumen kepabeanan. Pemberitahuan tersebut akan dilakukan melalui WA.

  • Realtime Inventory

Dengan adanya fitur ini, pebisnis dapat mengetahui historis atau perjalanan lengkap secara pasti di mana lokasi dan berapa jumlah barang, baik itu dalam hal Outbound maupun Inbound.

  • Tracking dan Booking Systems

Transcon Indonesia menyediakan website dan mobile aplikasi yang dapat digunakan oleh pebisnis untuk melacak kapan estimasi kepadatangan suatu barang. Selain itu, pebisnis pun dapat membuat suatu shipping documentation dan permintaan untuk pickup kapanpun dan dimanaupun.

Mendukung transisi energi minim emisi pada tahun 2060. Transcon Indonesia menyediakan berbagai layanan logistik yang siap membantu dan mempercepat proses pertumbuhan industri EBT.

 

Sumber

 

Back To Articles