Testimoni Kontak Kami
Home Articles Blog Perbedaan Metode FIFO, FEFO, LIFO dan Average di Manajemen Barang

Perbedaan Metode FIFO, FEFO, LIFO dan Average di Manajemen Barang

Di balik kesuksesan suatu bisnis atau perusahaan terdapat beragam faktor yang mempengaruhinya. Menjalankan bisnis bukan perkara yang mudah, ada banyak sekali aspek yang perlu diperhatikan salah satunya adalah manajemen persediaan atau manajemen barang.

Apa Itu Manajemen Persediaan?

Manajemen persediaan adalah kegiatan pengendalian, pengawasan dan pengelolaan terhadap persediaan (aset non-kapital) dan stok barang. Setiap pelaku usaha khususnya yang bergerak di bidang produksi sangat perlu menerapkan manajemen ini demi kelancaran bisnis.

Manajemen persediaan/barang merupakan bagian dari manajemen rantai pasokan yang bertujuan untuk mengawasi aliran stok barang mulai proses beli, penyimpanan (masuk ke gudang), sampai ke titik penjualan (keluar dari gudang).

Setiap aliran barang perlu dicatat dengan teliti untuk menghindari kesalahan fatal yang dapat membawa dampak buruk bagi perusahaan. 

Manfaat utama dari pentingnya manajemen persediaan ini adalah untuk mengantisipasi keterlambatan dan kehabisan persediaan, jika sewaktu-waktu stok tersebut sedang sulit dicari di pasaran.

Metode dalam Manajemen Barang

Di dalam mengelola stok perusahaan membutuhkan penanganan yang cukup kompleks, strategis, dan sistematis apalagi bagi organisasi atau perusahaan besar. Perlu ketelitian dan strategi dalam menentukan masa pakai barang berdasarkan masa ketahanannya (expired date).

Hal ini dilakukan untuk menghindari penumpukan stok yang sudah tak layak untuk dijual, didistribusikan maupun dijadikan bahan baku dalam produksi produk jadi. Itulah mengapa Anda perlu tahu metode pengelolaan stok atau persediaan yang tersimpan dalam gudang barang.

Setiap bisnis memiliki metode manajemen persediaannya masing-masing. Pengelolaan barang dengan metode yang salah akan berakibat pada buruknya kualitas stok barang, produk yang dihasilkan serta nama perusahaan. Adapun macam-macam metode pengelolaan barang antara lain:

Metode FIFO

FIFO (First In First Out) merupakan salah satu metode manajemen persediaan dengan cara memakai stok barang di gudang sesuai dengan waktu masuknya. Stok yang pertama kali masuk ke gudang adalah stok yang harus pertama kali keluar dari gudang.

Alasannya adalah agar persediaan yang pertama bisa segera dijual atau dimanfaatkan agar tidak cepat rusak karena terlalu lama tersimpan dalam gudang. Penerapan metode ini dinilai sangat mudah dan relevan dengan aliran fisik stok barang dalam gudang penyimpanan.

Metode FIFO biasanya juga digunakan untuk menetapkan Harga Pokok Penjualan (HPP), karena metode ini melibatkan asumsi bahwa produk tersebut merupakan stok barang paling lama yang tercatat dalam inventaris aset perusahaan.

Intinya, metode penetapan biaya suatu produk disesuaikan dengan konsep bahwa biaya masuk stok barang harus sama dengan hasil penjualan dari stok barang yang lama/pertama masuk. Jadi, perusahaan akan memakai stok barang lama sebagai produk pertama yang akan dijual.

Jenis perusahaan yang dapat menerapkan metode pengelolaan ini adalah badan usaha yang bergerak di bidang FnB (makanan dan minuman), obat-obatan, dan jenis produk lainnya yang punya masa kadaluarsa.

Metode FEFO 

FEFO (First Expired First Out) adalah metode pengelolaan barang dengan cara mengeluarkan atau memanfaatkan barang yang punya masa kadaluarsa paling dekat terlebih dahulu. Semakin dekat tanggal kadaluarsanya maka semakin cepat keluar gudangnya.

Metode pengelolaan ini terbilang efektif karena dapat mencegah penyimpanan stok yang hampir kadaluarsa terlalu lama. Hal ini juga dapat menghindari potensi kerugian karena Anda dapat memanfaatkan semua persediaan secara efektif.

Metode FEFO sering digunakan oleh jenis perusahaan yang bergerak di bidang retail, makanan, minuman, farmasi, dan jenis persediaan atau produk lainnya yang memiliki masa kadaluarsa.

Metode LIFO

LIFO (Last In First Out) merupakan metode pengelolaan barang yang berkebalikan dengan FIFO. Manajemen persediaan dengan metode ini dilakukan dengan cara barang yang terakhir masuk ke gudang adalah barang pertama yang akan keluar dari gudang untuk dijual.

Bukan tanpa sebab, metode ini dilakukan dalam rangka memanfaatkan suatu momentum untuk meraup banyak keuntungan. Contohnya adalah suatu industri fashion akan mengeluarkan stok baju terbarunya dari penyimpanan karena sedang menjadi tren di pasaran.

Metode LIFO menentukan harga beli terakhirnya berdasarkan operasi dalam periode inflasi (kenaikan harga). Hal ini menyebabkan laba serta pajak yang diperoleh perusahaan tersebut relatif kecil. Selain itu, LIFO sudah tidak bisa digunakan lagi berdasarkan ketetapan dari PSAK 14.

Metode Average

Metode average juga dapat diketahui sebagai rata-rata tertimbang. Cara penetapan metode pengelolaan barang ini adalah dengan membagikan biaya barang yang akan dijual dengan jumlah unit tersedia. Metode ini menghasilkan harga rata-rata dari setiap unit barang yang akan dijual.

Metode pengelolaan barang ini menerapkan harga rata-rata pada persediaan akhir stok barang di gudang dan beban pokok penjualan dari barang pertama yang keluar dari gudang. Secara garis besar, metode average adalah kombinasi dari metode LIFO dan FIFO.

Sederhananya, penerapan metode rata-rata tertimbang ini hanya terfokus pada ketersediaan stok barang yang ada di gudang penyimpanan tanpa memperhatikan stok mana yang masuk pertama dan mana yang masuk terakhir dalam catatan persediaan.

Perbedaan dalam Metode Pengelolaan Barang

Setelah membaca empat metode manajemen persediaan di atas, berikutnya Anda akan segera mengetahui perbedaan dari metode FIFO, FEFO, LIFO, dan Average dari segi kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Perbedaan dari keempat metode pengelolaan barang tersebut dapat Anda simak dalam penjelasan tabel sebagai berikut:

 

Kelebihan

Kekurangan

FIFO

  • Pencatatan barang dalam laporan posisi keuangan sesuai dengan stok barang yang ada di gudang penyimpanan

  • Dapat menghasilkan HPP (Harga Pokok Penjualan) yang relatif rendah dengan penghasilan laba kotor yang lebih tinggi

  • Lebih menguntungkan, logis, dan terpercaya

  • Risiko kerusakan atau penurunan kualitas barang bisa ditekan

  • Mudah dipahami 

  • Laporan keuangannya cenderung sulit untuk dimanipulasi

  • Beban pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada pemerintah cenderung lebih tinggi

  • Meski menguntungkan, laba yang dihasilkan biasanya kurang akurat

  • Kesenjangan antara modal produksi dengan laba yang dihasilkan cenderung besar

FEFO

Dikenal sebagai metode yang paling efisien dan mampu mengurangi potensi kerugian dalam perusahaan

Metode FEFO dikenal hampir mirip dengan FIFO

LIFO

  • Penataan barang dalam penyimpanan jauh lebih mudah

  • Menghemat pengeluaran pajak

  • Dapat memperoleh laba penjualan besar dengan memanfaatkan tren yang sedang berkembang

  • Dapat membandingkan besaran biaya (cost) dan pendapatan saat ini dengan lebih mudah

  • Laba operasional tidak terpengaruh oleh adanya inflasi ataupun fluktuasi harga

  • Pencatatan barang jadi lebih rumit karena bertolak belakang dengan aliran (keluar masuknya) persediaan dalam penyimpanan

  • Biaya pembukuannya cenderung tinggi akibat penerapan metodenya yang rumit

  • Laba yang dihasilkan relatif rendah

Average

Dapat menentukan nilai barang berdasarkan apa yang tersedia di gudang penyimpanan tanpa terpaku dengan waktu masuk barang tersebut

Tingkat kerumitannya cukup tinggi dibanding dengan tiga metode yang lain

Secara umum metode manajemen barang dapat diaplikasikan sesuai dengan bidang bisnis yang Anda jalankan. Setiap metode memiliki cara kerja, kelebihan, dan kelemahannya masing-masing. Jika paham dengan jenis usaha Anda, maka pertimbangkan metode pengelolaannya dengan baik. 

Hal penting yang perlu Anda lakukan adalah buatlah pencatatan dengan teliti serta pastikan ketersediaan stok barang terjamin demi kelancaran proses produksi, distribusi, penjualan, dan lain sebagainya. Manajemen persediaan yang baik mencerminkan kualitas pelayanan yang baik pula.

 

Back To Articles