Testimoni Kontak Kami
Home Articles Blog Ekspor Perikanan Yogyakarta Tembus Rp 28 Miliar di Tengah PPKM

Ekspor Perikanan Yogyakarta Tembus Rp 28 Miliar di Tengah PPKM

PPKM tak menghilangkan geliat bisnis perikanan di Yogyakarta. Alih-alih “melesu”, ekspor perikanan Yogyakarta justru terus berlangsung selama masa pandemi ini. Bahkan mengalami kenaikan jumlah yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan masa sebelum PPKM. 

Hal ini tentunya memberikan angin segar bagi para pelaku usaha bidang perikanan di Daerah Istimewa Yogyakarta.  Bagaimana tidak, peningkatan nilai komoditi yang diekspor mencapai angka Rp 28,645 miliar. Kurang lebih meningkat sebanyak Rp 7 miliar dari bulan Juni lalu.

Komoditas Unggulan Perikanan Yogyakarta

Masyarakat Indonesia patut berbangga hati karena diberkahi wilayah maritim yang luas dan sangat kaya. Berbagai macam komoditas perikanan menjadi produk unggulan telah berhasil diekspor ke berbagai negara di belahan dunia. Salah satu wilayah yang berperan yaitu Yogyakarta.

Ekspor perikanan di Kota Gudeg saat ini ramai disorot atas keberhasilannya meningkatkan daya produksi di tengah pandemi. Jumlah produk dan nilai yang diperoleh diketahui mengalami peningkatan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Beberapa komoditas menjadi unggulan dalam perkembangan ekspor perikanan Yogyakarta ini, mulai dari produk segar sampai bahan makanan siap olah. Berikut beberapa komoditas yang menjadi unggulan dalam bisnis perikanan Yogyakarta:

Tuna Kaleng

Pada periode ini, bisnis perikanan Yogyakarta berhasil mengekspor sampai 211.763,16 kg ikan tuna kaleng. Nilainya ditaksir mencapai Rp 10,789 miliar. Angka ini membuat ikan tuna kaleng menjadi komoditas dengan permintaan paling banyak selama Bulan Juli 2021.

Tuna kaleng menjadi olahan ikan tuna yang umum dijumpai. Produk olahan ini bisa menjadi alternatif untuk Anda yang ingin mengkonsumsi ikan tuna secara praktis. Produk olahan ini umum diolah kembali menjadi berbagai sajian nikmat.

Ikan tuna yang diolah dalam bentuk kalengan biasanya berupa tuna jenis skipjack. Hanya bagian tubuh yang berwarna putihnya saja yang umumnya diolah.

Ikan Tuna Rebus Beku

Setelah ikan tuna kaleng, selanjutnya disusul oleh ikan tuna rebus beku. Olahan ikan tuna ini menempati peringkat kedua dengan jumlah permintaan terbanyak. Diketahui, jumlah yang berhasil diekspor selama Bulan Juli kemarin sebanyak 92,612 kg atau senilai Rp 9,237 miliar.

Ikan tuna rebus beku juga tak kalah menjadi komoditas yang paling banyak diminati. Ikan ini banyak diolah menjadi berbagai macam jenis masakan di berbagai negara.

Baik negara pengkonsumsi ikan yang tinggi seperti Jepang, maupun negara lain di wilayah Eropa, Australia, dan benua lainnya.

Ikan tuna memiliki kandungan gizi yang sangat baik untuk kesehatan tubuh. Dalam 85 gr ikan tuna, terkandung sebanyak 5 gr lemak, 22 gr protein, 290 mg natrium, vitamin D, vitamin B6, vitamin B12, zat besi, dan kalori.

Udang Beku

Udang sudah lama menjadi komoditas utama yang didorong pemerintah untuk dikembangkan dalam bisnis impor. Salah satu olahan udang yang banyak diproduksi yaitu udang beku. Proses pembekuan pada udang bertujuan untuk menjaga kesegarannya saat sampai di negara tujuan.

Beberapa jenis udang yang menjadi komoditas utama, di antaranya udang galah, udang rostris, udang windu, dan lobster air tawar. Peminat udang dari Indonesia tersebar di berbagai negara, mulai dari wilayah Asia sampai Eropa.

Dalam ekspor perikanan Yogyakarta bulan Juli lalu, udang beku menjadi salah satu komoditas yang diunggulkan. Jumlah udang beku yang diekspor per Juli lalu yaitu mencapai 56.501,2 kg atau senilai Rp 9,237 miliar. Angka ini mengalami kenaikan dari periode tahun lalu.

Beberapa komoditas lain juga turut andil menyumbang peran dalam prestasi ini. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), nilai ekspor perikanan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta per Bulan Juli 2021 mencapai Rp 28,645 miliar atau sebanyak 367.205,84 kg.

Negara Tujuan Ekspor Perikanan Yogyakarta

Banyak negara di belahan dunia yang sudah lama menjadi pelanggan tetap produk perikanan dari Indonesia. Produk yang dipasarkan dalam bisnis besar ini mencakup produk segar, produk siap olah, dan produk siap konsumsi.

Pada periode 2021 ini, Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) D. I Yogyakarta terhitung melakukan pengiriman ekspor hingga 9 kali. Kemudian, Hafit Rahman selaku Ketua SKIPM mengatakan, per Juli 2021 terjadi sebanyak 9 kali kegiatan ekspor.

Amerika Serikat

Hafit Rahman memaparkan, SKIPM telah melakukan ekspor perikanan ke negara paman sam ini sebanyak 5 kali. Amerika Serikat menjadi negara tujuan dalam ekspor tuna, cakalang, udang, rajungan, dan rumput laut.

Hubungan ekspor perikanan yang dijalin antara Indonesia dan Amerika Serikat telah berlangsung cukup lama. Tak hanya Yogyakarta, beberapa daerah juga mengekspor komoditas perikanannya ke negara ini.

Thailand

Negara sahabat, Thailand juga menerima ekspor komoditas perikanan dari Indonesia. Thailand juga menjadi salah satu negara yang telah melakukan hubungan ekspor-impor dengan Indonesia.

Menurut data SKIPM, Yogyakarta melakukan ekspor perikanan ke Negara Thailand sebanyak 2 kali. Ikan tuna kaleng, gurita beku, dan ikan hias menjadi beberapa komoditas permintaan Thailand.

Jepang

Walaupun Jepang menjadi salah satu negara pengimpor ikan terbesar di dunia, tapi Jepang juga menerima ekspor ikan dari Indonesia. Hafit Rahman menyebutkan, per Bulan Juli lalu Yogyakarta mengekspor komoditas perikanan ke Jepang sebanyak 1 kali.

Tapi tak hanya sampai Jepang, SKIPM Yogyakarta juga melakukan ekspor produk perikanan ke Negara Taiwan. Ikan tuna segar dan tuna olahan lainnya masih menjadi bintang dalam ekspor perikanan Yogyakarta.

Selain negara-negara di atas, Yogyakarta juga melakukan ekspor ke beberapa negara lain. Negara-negara tersebut tersebar di wilayah Asia Timur, negara sahabat Asia Tenggara, Eropa, Amerika, dan banyak negara lainnya termasuk Portugal dan Spanyol.

Pertumbuhan Nilai Ekspor Perikanan

Jika dilihat dari data International Trade Center 2020, pada periode antara 2017-2019 terjadi peningkatan permintaan produk perikanan dari beberapa negara Timur Tengah. Pertumbuhan rata-rata yang terjadi sebesar 4,3% per tahun.

Pada tahun 2017 lalu, nilai impor untuk komoditas perikanan di Timur tengah yaitu mencapai US$3,05 miliar. Kemudian 2 tahun setelahnya, terjadi peningkatan nilai menjadi  US$3,32 miliar.

Indonesia termasuk Yogyakarta, sudah melakukan ekspor komoditas perikanan ke negara Timur Tengah, khususnya produk ikan tuna kaleng. Walaupun jumlahnya masih kalah dibandingkan dengan Thailand yang mampu menguasai 71% pasar perdagangan tongkol, tuna, dan cakalang dunia.

Atas besarnya kesempatan inilah, pemerintah berupaya menggenjot ekspor komoditas perikanan ke negara Timur Tengah. Harapannya, Timur Tengah bisa menjadi pasar yang luas untuk meningkatkan nilai ekspor perikanan Indonesia, termasuk juga Yogyakarta.

Dari data yang dihimpun oleh SKIPM Yogyakarta, kota pelajar ini mampu meningkatkan nilai ekspornya dengan jumlah yang cukup signifikan. Jika pada Bulan Juni lalu tercatat total nilai ekspor perikanan Yogyakarta sebesar Rp 21,281 miliar, pada bulan Juli meningkat hingga melebihi angka Rp 28 miliar.

Atas peningkatan nilai ekspor pada periode ini, diharapkan sektor perikanan dan kelautan di wilayah Yogyakarta maupun daerah lainnya di Indonesia dapat memberikan kabar baik di tengah masa pandemi ini. 

Back To Articles